25 Mei 2009

ES TEH


Tangerang, 18 Agustus 2005



Pagi itu pelajaran bahasa Inggris. Anak kelas X-A SMA Suka-Suka antusias mengikuti pelajaran dengan tampang seadanya.

Saat sedang asik-asiknya mereka menulis dan mendengarkan setiap pelajaran yang disampaikan. Munculah wakasek mereka dari balik pintu. Tubuhnya yang tegap, dan tampangnya sedikit garang membuat murid-murid segan untuk tak mendengarkan sesuatu yang akan disampaikan sang wakasek.

Setelah tersenyum dan menyampaikan maksudnya pada bu Tita, guru bahasa Inggris yang masih betah menjomblo diumurnya yang sudah hampir 30 tahun itu. Sang wakasek mulai berkoar-koar,

“Anak-anak, hari ini kalian kedatangan teman baru. Dia pindahan dari SMA di Jakarta. Namanya Vendy,” ujar sang wakasek, lalu memanggil seorang murid cowok yang bernama Vendy itu.

Vendy memasuki kelas.

Tubuhnya tinggi, kurus. Kulitnya putih bersih. Rambutnya agak ikal. Matanya sedikit sayu, seperti kelelahan, namun tajam. Bibirnya tipis, merah.

Mata cewek-cewek kelas X-A berbinar-binar, menatapnya.

Akan ada pemandangan baru dikelas ini.

Kecuali Tara. Ia sama sekali tak merespon kedatangan Vendy. Ia hanya memandang acuh tak acuh. Sepertinya ia sudah tahu akan kedatangan murid baru dikelasnya.

“Mulai saat ini, Vendy akan menjadi teman baru kalian. Untuk mengenal Vendy lebih jauh, kalian bias berkenalan sendiri dengannya nanti.” Ujar sang wakasek lagi, lalu berpamitan dan meninggalkan kelas.

Sedangkan Vendy, dipersilahkan duduk, sebangku dengan cowok bernama Egi.



^^



Siang itu istirahat tiba.

Tara dan ketiga temannya berkumpul diteras sekolah, sambil membawa cemilan masing-masing dan bergosip ria.

“Ya ampuuunnnn… siVendy tu cakep banget yah? Ck…ck...ck… kalah pamor nih siDion kalo sama dia. Jabatan cowok paling cakep seantero SMA suka-suka bakal beralih ketangan Vendy, hihihihi” ujar Icha centil. Tara nyengir, tapi tak menanggapi omongan Icha yang emang terkenal centil dan lebay.

“Iya sih, dia emang cakep. Tapi kayaknya tuh cowok sombong deh…” kali ini giliran Lili yang berkomentar.

“Ah, jangan nge-judge orang sembarangan ah Li… kita kan juga belon nyoba kenalan ma tuh cowok. Siapa tahu aja dia baek…” Icha ngebela. Lili ikutan nyengir,

“Emang lo mau ngajakin dia kenalan? Ya sono gih… kenalan,” tantang Lili pada Icha.

“Okai, siapa takut…” Icha merasa tertantang. Lalu ia masuk kedalam kelas menemui Vendy yang tangah berbincang dengan teman-teman cowok dikelas.

“Gila tuh siIcha, kepedean banget jadi cewek. Iuuuhhh, centil,” Gendis yang dari tadi ikut diam juga berkomentar. Tara ngangguk-ngangguk.

“Udah, biarin aja lah. Emang dia kan sok caper, kita aminin aja kalo dia dicuekin ma Vendy. Abis, tuh cowok keliatan jaim gitu…” ujar Lili menanggapi.

“Kok lo kayaknya nuduh Vendy jaim tingkat tinggi gitu sih Li? Kenapa?” giliran Tara buka suara.

“Ya keliatan aja kali Ra. Vendy tuh keliatan bad boy, bad boy gimana… gitu. Jaim-o-meternya tinggi. Trus…trus… apalagi ya???” Lili mikir-mikir.

“Udahlah, sebodo amit mikirin tuh anak baru. Gak bikin nilai kita jadi 100 semua ini,” ujar Gendis lagi. Yang laen ngangguk-ngangguk.


^^

siIcha mencak-mencak gak karuan waktu nyeritain kisah perkenalannya sama Vendy. Dia bilang, Vendy hanya menanggapi senyum dan perkenalan Icha dengan dingin. Nggak ngerespon sama sekali.

Lili, Gendis dan Tara yang mendengar keluhan Icha menahan tawa. Dugaan mereka tepat.

“Gue gak nyangka, segitu jaimnya dia gals! Padahal, gue yakin banget dia gak kayak gitu… huh…” keluh Icha.

“Lo sih, kePedean!” ceplos Lili ketus. Icha nyureng,

“Lo kok gitu sih Li… jangan-jangan lo naksir juga lagi sama Vendy,” gerutu Icha cepat. Yang lain melongo,

“Ha… lo naksir Vendy Cha? Ya ampun, segitunya… baru sehari tuh anak nangkring dikelas kita,” Lili gak percaya.

“Abis…abis… tuh cowok keren banget sih Li. Manisssss banget kayak es teh. terus tatapan mata dia itu loh, tajem, sayu-sayu gimana gitu… uooohhhh,” Icha mulai lebay. Tara geleng-geleng kepala.

“Lo kan gak tahu track record dia gimana Cha, kok bisa-bisanya lo naksir dia secepat itu,” ujarnya heran. Icha tambah nyureng,

“Mungkin ini yang namanya cinta pada pandangan pertama,” sahut Icha. Yang laen ngelus-ngelus perut, sambil beramit-amit jabang bayik, mules denger perkataan Icha.



^^



Sebulan telah berlalu begitu saja.

Fans-fans Vendy dari kelas lain mulai bermunculan. Bahkan dari senior cewek.

Kelas X-A jadi ramai saat istirahat tiba. Banyak cewek-cewek yang caper menghampiri Vendy dengan iming-iming dan mulut manis mereka.

“Bisa bantu gue?” sapa Vendy saat itu. Tara membetulkan letak kacamatanya, lalu menatap Vendy.

“Bantu apaan?” tanyanya,

“Gue gak ngerti sama tugas yang dikasih tadi. Lo bisa bantu gue ngejelasin? Gue denger lo jago kimia,” ujar Vendy mengutarakan maksudnya. Tara mengeser kursinya, dan menyuruh Vendy duduk disebelahnya. Ia membaca soal, yang baru saja ia kerjakan tadi. Lalu membantu Vendy, menjelaskan caranya.

Padahal, saat itu semua mata melihat mereka berdua. Ada rasa iri, dibenak cewek-cewek yang melihat kedekatan mereka.

Icha manyun, merasa dikhianati Tara.



^^



“Kok bisa sih Ra, lo sedeket itu sama Vendy? Jangan-jangan, lo naksir juga ya sama dia” semprot Icha sore itu, saat Tara istirahat latihan teater. Tara kaget,

“Ha??? Gue naksir Vendy? Ya gak lah, gila kali lu ya gue naksir dia,” sahut Tara sambil geleng-geleng kepala.

“Gak mungkiiiinnnn, kok bias sedeket itu sama Vendy? Jangan-jangan selama ini lu pedekate juga sama dia?” Icha masih curiga. Tara mendengus sebal.

“SUMPAH ya Cha, gue nggak sama sekali naksir tuh cowok! Tadi dia minta gue bantuin dia ngejelasin cara nyelesein tugas kimia tadi, plis deh… biasa aja ngapa…” Tara mulai sebal.

“Kok, bias seakrab itu?” Icha masih gak percaya.

“Terserah lo deh Cha mo ngomong apa. Gue mo ngelanjutin latihan teater gue. Dua hari lagi, bakal pensi, dan gue nggak mau teater gue gagal gara-gara gue gak konsen latihan ribut sama lo,” tukas Tara lalu pergi menghampiri teman-temannya.



^^



“Lo gak usah sok deket gue deh kalo disekolah. Gara-gara lo, gue tadi disemprot tuh sama Icha. Dikiranya gue naksir sama lo! Gila aja, mana mungkin gue naksir lo. Sarap kali gue, naksir cowok es teh kayak lo!” gerutu Tara malam itu dirumahnya.



^^



Minggu yang ceria.

Pensi SMA suka-suka, pagi ini dibuka dengan pertunjukan magic ala SMA yang disambut antusias.

Tara dan teman-teman teaternya bersiap, setelah ini giliran mereka.

“Ra…” panggil Icha lirih. Tara menoleh,

“Gue minta maaf. Gak seharusnya waktu itu gue nuduh lo kayk gitu. Gue ngaku salah Ra…” ujar Icha kemudian. Tara menatapnya,

“Gue egois Ra, nuduh lo macem-macem. Padahal, lo kan gak mungkin kayak gitu. Lo mau kan maafin gue Ra?” pinta Icha, Tara tersenyum

“Gak pa-pa lagi Cha. Gue ngerti kok. Ya udahlah, kita nggak usah bahas itu lagi. Bentar lagi gue mo tampil, lo doain aja gue lancar mainnya, biar gak dilemparin pake tomat busuk ma anak-anak,” ujar Tara. Icha tersenyum,

“Lebay lo Ra…”



^^



“Okaiii gals… itu tadi penampilan dari anak-anak teater. Nah sekarang, ini yang kita tunggu-tunggu, penampilan dari band sekolah kita yang udah nggak asing lagi buat kita. Ice stone………..” koar-koar siMC yang asli cowok tulen tapi agak kemayu.

“Eiiittttssss…. Tapi, khusus hari ini bakal ada yang beda dari Ice stone. Karena vokalis band kita, siDanang tadi pagi ngalamin kecelakaan, jadi vokalis band kali ini bakal diganti nih. Tapi nggak usah kecewa dan bersedih hati ya, kita sambut Ice stone feat Vendyyyy!!!”

“Uhukkkkk…” Tara yang lagi minum air jadi keselek saat denger Didi bencong nyebut nama Vendy jadi pengganti vokalis sementara Ice stone. Sementara diluar, cewek-cewek berkerubung didepan panggung, menatap cowok most wanted disekolah.

Vendy mulai bernyanyi,

“The way you looked me” itu lagu pertama yang ia nyanyikan. So romantic, membuat cewek-cewek terharu-biru mendengar suara Vendy yang serak-serak basah tapi merdu.

“Dasar Es teh, kembali memulai aksinya,” gumam Tara lirih.



^^



Sejak vokalis dadakan itu, Vendy jadi makin digandrungi fans.

Coklat, surat cinta, bahkan bunga kerap mampir ke mejanya. Ia bak selebritis disekolah.

Tapi, sudah seminggu ini ia tak nampak disekolah.

Tak ada wajah manisnya, tatapan matanya yang tajam dan sedikit sayu menghiasi kelas X-A. cewek-cewek mulai gusar, bergosip ria sembari merindukan kedatangan Vendy.

“Anak-anak, ada yang ingin ibu sampaikan kepada kalian mengenai Vendy, teman sekelas kalian,” ujar bu Salma, wali kelas X-A siang itu. Semua mata menatap bu Salma yang sedikit gusar.

“Teman kalian yang bernama Vendy, dua hari yang lalu tertangkap polisi sedang pesta narkoba dirumahnya. Tapi sekarang, dia sudah dipindahkan ketempat rehabilitasi oleh keluarganya. Jadi, mulai saat ini ia tidak lagi berada disekolah kita,” ujar bu Salma berat. Suasana gaduh memenuhi kelas. Tara menatap mereka satu persatu. Ada guratan rasa kecewa dibenaknya.



^^



“Abis jenguk Vendy tante?” sapa Tara sore itu. Wanita setengah baya, yang masih cantik diusianya yang hampir empat puluh tahun itu, tersenyum tipis.

“Iya nih Ra. Kamu sendirian?” tanyanya kemudian,

“Iya tante. Tara Cuma mo ngasih formulir ini keTante. Ini sekolah yang waktu itu Tara pernah bilang sama tante. Kalo Vendy udah keluar dari rehab, Vendy bisa masuk ke sekolah itu tante,” ujarnya. Tante Diana, mama Vendy membaca formulir yang dibawa Tara sekilas.

“Terus, apa kamu menerima tawaran tante Ra?” tanyanya kemudian. Tara menghela nafas panjang.

“Kemarin Tara udah bilang sama Papa dan Mama, tante. Menurut mereka, Tara emang sebaiknya menerima tawaran tante. Sekalian Tara bias ngelanjutin study Tara nanti, keUniversitas disana. Jadi, Tara mutusin untuk ikut Vendy ke London,” ujar Tara. Tante Diana tersenyum,

“Tapi kamu terima konsekuensinya untuk ngulang setahun bareng Vendy Ra?” tanyanya, ragu. Tara mengangguk. Senyum itu mengembang lagi.



^^



Siang itu, seusai penerimaan rapor, Icha, Gendis dan Lili membuka majalah sekolah yang dibagikan seusai semester.

Majalah sekolah, edisi ke-5

Tisam-tisam kamoe:

From : Tara Ayundya

To : Icha, Gendis , Lili dan penghuni kelas X-A

Message : Thanks untuk waktu kalian selama ini bareng gue. Gue cuma manusia biasa yang punya segudang salah. Gue juga mo minta maaf atas kesalahan yang udah gue perbuat, sengaja atau nggak. Mungkin waktu kedepan, gue nggak bias bareng lagi sama kalian. Gue akan pindah ke London bareng sepupu gue, Vendy, Vendy Pratama yang sempet jadi most wanted disekolah kita. Lewat ini, gue juga mo minta maaf atas kesalahan dia, yang udah bikin sekolah kita tercoreng gara-gara ulahnya. Gue dan dia nyesel banget. Sekali lagi, maaf… dan… I hope kalian gak pernah lupain gue. Thanks.



^^



Selembar kertas tergeletak dimeja belajar Tara. Ini yang membuat ia ahkirnya memutuskan untuk pindah dari sekolahnya, hanya untuk seseorang, yang memang berarti untuknya, dan butuh untuk ia rangkul.

Tara, mungkin saat ini lo udah tahu gue lagi direhab.

Sorry bikin lo, dan keluarga kecewa lagi. GUE MINTA MAAF!

Sejak papa meninggal, gue udah nggak punya panutan hidup lagi.

Apalagi saat itu, muncul seseorang yang nggak gue duga sama sekali Ra, lo tahu kan? Dia udah bikin gue kecewa banget! Gue ngerasa dikianati.

Gue labil. Gue bingung.

Kenapa sosok yang gue kagumin, punya istri muda yang baru lulus SMA? Dan itu sama sekali gue gak tahu!!!

Sejak saat itu,

Gue nggak peduli semuanya. Gue nggak mau tahu, gue mau hidup semau gue.

Tapi sekarang gue sadar,

Gak seharusnya gue kayak gini.

Lo adalah, satu-satunya sepupu yang gue punya.

Apa lo bisa bimbing gue Ra?

Setelah gue rehab, gue harap lo bias ikut gue pindah ke London, sekalian ngawasin gue lagi. Rubah gue jadi manusia yang bener.

:Vendy:

0 komentar:

Posting Komentar